Meninggal Karena Kecelakaan Kerja

Meninggal Karena Kecelakaan Kerja

Tgians – Meninggal Karena Kecelakaan Kerja; Pernah terbaca oleh saya sebuah pertanyaan: ‘Sebagai dokter, apakah kamu pernah menangis saat pasienmu meninggal?’

Jawaban saya: ‘Ya, pernah. Lalu, kejadiannya kapan? Baru-baru saja saya alami di minggu ini. Lebih tepatnya sekitar tiga hari yang lalu.

Pasiennya adalah seorang pekerja bangunan, datang ke tempat RS saya dengan keluhan bahwa ia habis terjatuh dari lantai 2.

Tidak hanya itu, beliau juga terimpa asbes, kondisinya saat datang ke RS dalam keadaan berdarah-darah.

Keluar darah dari mulut dan hidung seperti orang yang sehabis berkumur-kumur. Kondisinya? Sudah tidak sadarkan diri, alias koma.

Duuhh… Pokoknya sangat miris sekali hati ini saat melihat beliau..

Lanjut, saya coba tangani beliau sekeras dan semampu yang saya bisa lakukan, meskipun fasilitas RS yang saya jaga peralatannya kurang memadai, karena RS tipe D.

Setelah melihat kondisinya, saya yakin sekali bahwa pasien ini sangat membutuhkan penanganan yang lebih lanjut. Lebih tepatnya harus ditangani oleh dokter Sp. BS alias dokter spesialis Bedah Saraf.

Saya sedot darahnya yang ada di dalam mulut dan hidung dengan suction, kemudian saya guyur pembuluh darahnya dengan infus dua jalur.

Setelah itu saya konsultasikan ke Sp. S, lalu ke Sp. An, semuanya yang saya bisa lakukan agar setidaknya pasien ini bisa dirujuk ke RS yang lebih mumpuni lagi agar segera mendapatkan penanganan.

Meninggal Karena Kecelakaan Kerja; Patah Tulang Dasar di Tengkorak

Tiba-tiba saja di sekitar mata dan belakang telinga pasien muncul warna ungu kehitaman, lalu kemudian keluarlah cairan bening yang bercampur dengan darah dari hidung dan telinga pasien.

Melihat hal itu hati saya langsung berteriak, ini pasti fraktur basis kranii atau patah tulang dasar tengkorak.

Jika sudah terjadi hal seperti ini, sangat-sangat lah kecil kemungkinan pasien ini bisa selamat, dan jikapun selamat, pasti ini adalah akibat keajaiban campur tangan dari Tuhan.

Tidak lama kemudian, anak dan istrinya datang ke RS, menangis dengan sekencang-kencangnya. Di sela-sela tangisan itu terdengar doa-doa yang mengiringi.

Mereka juga meminta ampun kepada ayahnya jika ada kesalahan yang telah dilakukan mereka saat ayahnya masih hidup.

Sungguh hati ini tidak tega melihat hal ini. Coba saja kalian bayangkan jika hal ini terjadi kepada orang tua atau suami kalian.

Mereka pergi dengan kondisi yang sehat dan bugar, tanpa kurang satu apapun. Lalu tiba-tiba kalian melihat kondisi orangtua atau suami kalian bersimbah dengan darah karena terjadi kecelakaan di tempat kerjanya?

Membayangkan hal itu saja saya tidak sanggup kawan…

Hidup dan Mati Tetap Di Tangan Tuhan

Lalu dokter spesialis sarafpun datang untuk melihat kondisi dari pasien. Tekanan darah sudah mencapai 40/? di monitor, denyut nadi sudah sampai 20 kali per-menit.

Tindakan intubasi tentu saja tidak mungkin dilakukan karena adanya kecurigaan patah tulang leher pada pasien.

Sp. An juga telah menyarankan agar DNR (do not resuscitate), dan keluarga pasien juga telah menyetujui untuk dilakukannya DNR.

Tidak lama kemudian, pasien akhirnya terlihat henti nafas, sudah dilakukan EKG dan hasil dari EKGnya Asistol (garis lurus), sebuah tanda mutlak kematian.

Akhirnya dokter spesialis saraf tersebut menyampaikan kabar berduka tersebut, namun keluarga pasien masih tetap meminta kami untuk bisa menyelamatkan si bapak.

Mohon maaf bu, mbak, kami ini hanyalah seorang dokter, kami di sini sudah bersusaha sekuat tenaga untuk menolong si bapak. Tetapi kembali lagi, hidup dan mati tetaplah di tangan Tuhan.” Begitulah kira-kira jawaban dari si dokter saraf.

Setelah mendengar jawaban itu, terdengarlah jeritan isak tangis di seluruh ruangan UGD hari itu. Hati saya sungguh tidak tega, saya langsung pergi menuju ruangan kosong.

Saya juga menangis sejadi-jadinya di sana, sedih, miris sekali cerita jaga pagi saya di hari itu.

Semoga hasil kerja keras sang bapak di hari itu, terbayarkan semua dengan surga, semoga si bapak diterima di sisiNya.”

Agnes Ann Luisa

About the Author

You may also like these

X